Makalah
“Penerapan Teori Ramona T Mercer
dalam Praktek Kebidanan”
.
.
.
.
.
Oleh
Nama
kelompok 2 :
-
Ulfia imlanu ware (15150016)
-
Wihelmina yamlean (15150017)
-
Linka asmara (15150018)
-
Sonia dora cardoso (15150019)
-
Puput sri utari (15150020)
-
Priska prisilia (15150023)
-
Ria triwijayanti (15150024)
-
Stefania talia fina kulla (15150027)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Konsep Kebidanan ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penerapan teori Ramona T Mercer dalam praktek kebidanan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini..
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penerapan teori Ramona T Mercer dalam praktek kebidanan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini..
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Yogyakarta, november 2015
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II
pembahasan
A. Teori Ramona
T. Mercer
Bab III penutup
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar pustaka
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Asuhan
kebidanan yang diberikan oleh seorang bidan, maternitas sangat mempengaruhi kuwalitas
asuhan yang diberikan dalam berbagai macam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan
antenatal, intranatal, post partum dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai perannya
bidan propesional perlu mengembangkan ilmu dan kiat kebidanan yang salah satunya
adalah harus dapat mengintegrasikan model konsep khususnya dalam asuhan kebidanan
Salah
satunya adalah konsep kebidanan Ramona T Mercer, dalam hal ini kelompok kami membahas Teori
Ramona T Mercer, Pada teorinya beliau lebih menekankan pada stres antepartum (sebelum
persalinan) dalam pencapaian peran Ibu,
Pokok pembahasan dalam teori Ramona Mercer adalah :
Efek Stres Ante
Partum
Yang dimaksud stres antepartum adalah komplikasi dari resiko
kehamilan dan pengalaman negative dari
hidup seseorang. Perubahan yang di alami oleh ibu , selama kehamilan terkadang
dapat menimbulkan sters antepartum.
Pencapaian Peran
Ibu
Menjadi seorang ibu, berarti
memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran identitas baru yang
membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep teori Ramona T
Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi
psikososial dan emosioal bayi baru lahir?
2. Apakah model konsep Ramona T Mercer
memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang Teoro Ramona T Mercer.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep kebidanan.
3. Mampu mengaplikasikan pengkajian bayi baru lahir berdasarkan
model konsepual Mercer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Ramona
T. Mercer
Pada teorinya, beliau lebih menekankan pada sters antepartum
(sebelum persalinan) dalam pencapaian peran Ibu. Pokok pembahasan dalam teori
Ramona Mercer adalah :
1.
Efek Stres
Antepartum
Yang di maksud stres antepartum adalah komplikasi dari resiko
kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seseorang. Perubahan yang di alami
oleh ibu , selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan sters antepartum .
Tujuan asuhan : memberi dukungan selama hamil untuk
mengurangi ketidakpercayaan diri seorang wanita.
Penelitian Mercer menunjukan ada 6 faktor yang berhubungan
dengan status kesehatan ibu, yaitu :
·
Hubungan
interpersonal
·
Peran
keluarga
·
Stress
antepartum
·
Dukungan
sosial
·
Rasa
percaya diri
·
Penguasaan
rasa takut, keraguan dan depresi
Dari faktor social support ini, Mercer mengindentifikasikan
adanya 4 faktor pendukung :
a) Emmotional support Yaitu
perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti
b) Informational support .Memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu .
c) Physical support.Contohnya dengan membantu
merawat bayi
d) Appraisal support Ini memungkinkan individu
mampu mengevaluasi diri nya sendiri dalam , pencapaian peran ibu .
e) Rasa percaya diri
f) Penguasaan rasa takut dan ragu
2. Pencapaian Peran
Ibu
Menjadi seorang ibu, berarti memperoleh identitas baru yang
membutuhkan pemikiran identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian
yang lengkap tentang diri sendiri (Mercer, 1986) Peran Ibu di capai dalam kurun
waktu tertentu, di mana ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk peran dalam
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan.
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, status
perkawinan dan status ekonomi adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh
dalam pencapaian peran ibu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita dalam pencapaian peran
adalah sebagai berikut :
a.
Faktor Ibu :
·
Ukur
ibu pada saat melahirkan
·
Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
·
Dukungan sosial
·
Status kesehatan ibu
·
Sifat pribadi
·
Memisahkan ibu dari anaknya secepatnya
b.
Faktor Bayi :
·
Temperament
·
Kesehatan bayi
c.
Faktor Lain
·
Status perkawinan
·
Status ekonomi
4 Tahap dalam pencapaian peran ibu menurut Mercer :
a.
Anticipatory
Saat sebelum wanita
menjadi ibu, dengan mempelajari segala sesuatu yang di butuhkan untuk menjadi
seorang ibu.
b.
Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya,
dan bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisinya .
c.
Informal
Dimana wanita telah mampu menemukan jalan yang
unik dalam melaksanakan perannya
d. Personal
Merupakan peran terakhir, dimana wanita
telah mahir melakukan perannya sebagai seorang ibu .
Peran bidan yang di harapkan Mercer dalam teori nya adalah :
·
Membantu wanita dalam melaksanakan tugas
nya dalam adaptasi peran fungsi ibu.
·
Mengidentifikasi faktor apa yang mempengaruhi peran ibu dan
kontribusi dari stress ante partum.
CONTOH PROSEDUR PELAYANAN “Maternal
Role Attainment - Becoming A Mother”
Hasil Pengkajian pada Bayi Baru Lahir dengan Mengggunakan Model Mercer
Hasil Pengkajian pada Bayi Baru Lahir dengan Mengggunakan Model Mercer
I.Pengkajian Ibu
a.
Identitas Ibu
Nama Ibu : Ny. Tini
Usia : 25 tahun
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan :SLTA
Alamat : Jl. Melati I Rt. 016 Rw. 02 Kupang
Tanggal pengkajian : 20 November 2009
Nama Ibu : Ny. Tini
Usia : 25 tahun
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan :SLTA
Alamat : Jl. Melati I Rt. 016 Rw. 02 Kupang
Tanggal pengkajian : 20 November 2009
b. Antisipatori
1) Riwayat kahamilan ibu yang lalu : ibu mengatakan bahwa
kehamilannya yang lalu sama dengan kehamilannya sekarang tidak ada masalah yang
berarti. HPHT tanggal 5 Februari 2009, Taksiran Partus tangga 23 Nopember 2009.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak kehamilan 18 minggu di RSUD Kupang.
Imunisasi TT dilakukan sebanyak dua kali di rumah sakit yang sama. Ibu
mengatakan tidak ada masalah pada masa kehamilan hanya klien merasakan pusing yang
hebat pada awal kehamilan yang lambat laun berkurang sampai hilang.
2) Riwayat psikologis selama hamil : ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini sangatlah diharapkan mengingat usia anaknya yang pertama sudah menginjak 7 tahun. Ibu mengungkapkan bahwa suami dan keluarganya sangat senang dengan kehamilannya. Klien mengatakan dirinya menjadi percaya diri saat mengetahui hamil lagi karena dirinya merasa sempurna menjadi wanita.
3) Interaksi selama hamil : ibu mengatakan bahwa suami dan keluarganya sangat menjaga dan memperhatikan dirinya meskipun kehamilannya ini adalah yang kedua sehingga ibu merasa kedekatan dirinya dengan keluarga semakin erat. Selama hamil sampai usia kehamilan 8 (delapan) bulan, klien masih bekerja sehingga sering bertemu dengan teman-teman kerjanya yang biasa memberikan pengalaman kehamilan mereka.
4) Harapan selama kehamilan : Ibu mengatakan bahwa dirinya ingin kehamilannya tidak bermasalah, bayinya sehat dan nomal tidak mempermasalahkan jenis kelamin bayinya nanti.
5) Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya : ibu mengatakan bahwa selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha mengkonsumsi makanan yang bergizi dan senang mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan bayinya nanti.
c.
Formal
1) Riwayat kelahiran : Ibu mengatakan bahwa anak pertamuanya
lahir 7 (tujuh) tahun yang lalu dengan spontan di tempat yang sama. Ibu
mengatakan tidak ada masalah pada persalinannya yang lalu. Bayi lahir sehat
dengan BB 3040 gr dan PB 51 cm. Riwayat kelahiran saat ini : pada tanggal 22
November 2009, pukul 08.00 WIB, ibu mengeluarkan bercak darah pada pakaian
dalamnya. Ibu minta diantar ke RSUD Kupang. Hasil pemeriksaan dalam pkl. 08.45
WIB, pembukaan 1 dan pembukaan lengkap terjadi pada pukul 16.50 WIB. Ibu
dipimpin meneran dan bayi lahir pk. 17.10 WIB dengan jenis kelamin perempuan.
Nilai APGAR pada menit ke-1 : 7 dan pada menit ke-5 : 9. Berat badan 3600 gr,
panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung
bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. Placenta
lahir lengkap pada pukul 17.15 WIB. Tidak tampak adanya kecacatan pada tubuh
bayi.
2) Fase penerimaan bayi : ibu sangat senang dengan kelahiran
bayinya, hal tersebut tampak saat ibu memeluk dan menyentuh bayinya dengan
tampak senyum kebahagiaan.
3) Bonding attachment : segera setelah lahir bayi diletakkan
di perut ibu, bayi tampak tenang dalam dekapan ibunya. Bayi dibiarkan merangkak
dan mencari puting ibunya. Perawat dan keluarga menjaga dan mengawasi di dekat
ibu. Sekitar 40 menit kemudian bayi berhasil mencapai puting dan menghisap
puting ibu.
4) Breast feeding/kolostrum : Bayi sudah bisa menghisap puting ibu. Ibu mengatakan bahwa ingin sekali menyusui bayinya untuk seterusnnya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI baru sedikit dan khawatir produksi ASI tidak banyak seperti pada pengalaman anak pertama dulu sehingga perlu dibantu dengan susu formula.
4) Breast feeding/kolostrum : Bayi sudah bisa menghisap puting ibu. Ibu mengatakan bahwa ingin sekali menyusui bayinya untuk seterusnnya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI baru sedikit dan khawatir produksi ASI tidak banyak seperti pada pengalaman anak pertama dulu sehingga perlu dibantu dengan susu formula.
5) Interaksi sosial selama kelahiran : ibu dapat kooperatif
selama kelahiran. Hal ini dibuktikan dengan ibu mengikuti instruksi pimpinan
persalinan dengan baik.
6) Peran ayah selam kelahiran : suami Ny. Tini tampak setia
mendampingi saat proses persalinan dan memberikan dukungan.
d.
Informal :
1) Orang yang terlibat dalam perawatan bayi : ibu mengatakan
bahwa dia akan merawat bayinya sendiri dibantu oleh suami dan orang tuanya.
2) Peran dalam perawatan bayi : ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan merawat bayinya sebaik-baiknya dan untuk sementara akan berhenti bekerja.
3) Pengalaman dalam perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mempunyai cukup gambaran dalam hal perawatan bayi mengingat ibu sudah memiliki pengalaman dalam merawat anak pertamanya.
4) Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang : ibu mengatakan tidak berencana untuk memiliki anak lagi tetapi jika memang nanti diberi kepercayaan untuk memiliki bayi lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan dengan pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu.
2) Peran dalam perawatan bayi : ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan merawat bayinya sebaik-baiknya dan untuk sementara akan berhenti bekerja.
3) Pengalaman dalam perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mempunyai cukup gambaran dalam hal perawatan bayi mengingat ibu sudah memiliki pengalaman dalam merawat anak pertamanya.
4) Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang : ibu mengatakan tidak berencana untuk memiliki anak lagi tetapi jika memang nanti diberi kepercayaan untuk memiliki bayi lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan dengan pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu.
e.Personal:
1) Pandangan ibu terhadap perannya : ibu mengatakan dirinya
merasa sangat bahagia dengan dikaruniai bayi perempuan karena anak sebelumnya
adalah laki-laki dan mengatakan akan merawat bayinya dengan baik dan berperan
penuh sebagai ibu bagi anak-anaknya.
2) Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu : ibu mengatakan mendapatkan pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya dengan baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak.
3) Percaya diri dalam menjalankan peran : ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa mampu mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang cukup baik.
2) Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu : ibu mengatakan mendapatkan pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya dengan baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak.
3) Percaya diri dalam menjalankan peran : ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa mampu mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang cukup baik.
4) Pencapaian peran : selama pengamatan ibu masih tampak
merawat bayinya karena masih dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memluk
dan menyentuh bayinya.
II.Pengkajian
pada Bayi
Temperamen bayi :
segera setelah lahir bayi menangis kuat, saat bayi diletakkan di perut ibu bayi
tampak berhenti menangis dan tenang. Selanjutnya bayi terlelap.
Kemampuan berespon terhadap stimulus : saat diletakkan di
atas perut ibu, bayi tampak merangkak dan mencari puting ibu kemudian menghisap
puting. Segera setelah lahir bayi diberi rangsangan dengan menyentuh telapak
tangan bayi dengan tangan perawat bayi langsung menggenggam.
Penampilan
umum : Berat badan 3600 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar
dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu
axilla 37,40C.
Karakteristik
umum
:
-
Usia bayi : 1
jam
-
Postur :
lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi
-
Integumen : warna umumnya merah muda, tidak tampak
ikterik, tidak tampak adanya hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa
sedikit seperti keju dan tidak berbau, lanugo menipis, deskuamasi terdapat pada
buku jari-jari.
-
Kepala :
bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk fontanel anterior teraba
datar, bentuk seperti berlian, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih
kecil dari anterior, sutura teraba dan tidak menyatu.
-
Mata :
kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak dari bagian
luar kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat refleks
mengedip ada, kelopak mata terdapat edema ringan, tidak ada rabas, bola mata
dapat bergerak bebas, ukuran pupil sama dan bereaksi terhadap cahaya.
-
Hidung :
bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung, terdapat
sedikit mukus tetapi tidak ada lendir yang keluar.
-
Telinga :
letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata,
pinna fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan rangsang suara yang
keras bayi tampak terkejut (refleks startle), lubang telinga terbuka, tidak
terdapat sekret.
-
Mulut :
bentuk bibir simetris, warna merah mudak, palatum lunak dan keras utuh,
terdapat refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda,
lidah tidak menonjol.
-
Wajah :
Bentuk simetris
-
Leher :
Pergerakan bebas, tidak terjadi webneck.
-
Dada :
bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak
terdapat murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial jelas,
rektraksi dada tampak teratur.
-
Abdomen : bentuk
bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna putih kebiruan,
sedikit tampat perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar bising usus,
mekonium keluar sudah keluar. Tampak pernafasan perut reguker.
-
Genetalia :
klitoris edema, labia mayora metutupi labia minora, terdapat rabas mukoid,
meatus urinarius terdapat di bawah klitoris. Tampak keluar urine berwarna
jernih.
Ektremitas
-
Lengan :
Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari utuh, saat
diberi rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam). Bayi di
letakkan pada daerah datar kemudian diberi rangsangan dengan hentakan di
sekitar bayi.Bayi menunjukkan respon mengembangkan jari-jarinya dengan sedikit
tremor dan gerakan tangan memeluk kemudian kembali ke posisi fleksi.
-
Tungkai dan kaki : panjang simetris, sikap fleksi, gerakan
bebas, terdapat refleks babinski,refleks menggenggam (refleks plantar) , saat kaki
bayi disentuhkan pada daerah datar kaki bayi tampak seperti akan melangkah
(refleks melangkah), dan saat ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju.
-
Punggung utuh
-
Anus : lubang anus terbuka, mekonium sudah keluar.
Usia
kematangan bayi berdasarkan New Ballard’s Score
Kematangan
fisik
-
Kulit tampak mengelupas dan terdapat ruam, vena jarang
(nilai 2)
-
Lanugo tampak menipis (nilai 2)
-
Garis telapak tangan beberapa garis di 2/3 anterior (nilai
3)
-
Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan
3-4 mm (nilai 3)
-
Telingan tampak bentuk lebih baik, mudah membalik (nilai 2)
-
Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia
minora (nilai 4)
Kematangan
Neuromuskuler
-
Sikap :
kedua bahu dan kedua kaki bengkok dan menutup ke arah badan (nilai 4)
-
Sudut siku : 0’ (nilai 4)
-
Kelenturan lengan : < 90’ (nilai 4)
-
Sudut popliteal :
< 90’ (nilai 5)
-
Tanda “scarf” : siku tidak melewati midline (nilai 4)
-
Tumit ke telinga :
lutut bengkok,tumit sampai 45’ dari bidang datar (nilai 4)
Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu
Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu
Responsiverness
-.
Kontak mata : belum tampak
jelas adanya kontak mata antara ibu dengan bayinya.
-.
Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada telapak
tangan dan di bawah jari kaki.
-.
Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum
-.
Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan interaksi
yang konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya untuk memeluk
dan menyentuh bayinya dan ibu belum mencoba secara aktif untuk menyusui.
-.
Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat bekah dan
respon terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks
babinski, refleks melangkah, refleks mengisap dan refleks merangkak.
B. Penerapan konsep Ramona Mercer
Pada awalnya model konsep Mercer lebih lebih ditujukan pada
pengkajian ibu post partum karena model ini berfokus pada proses pencapaian
peran ibu dan bagaimana menjadi seorang ibu. Namun jika meninjau konsep model
yang dikemukakan oleh Mercer ini bayi adalah bagian yang sangat penting dapam
proses pencapaian peran tersebut, dimana interaksi bayi dengan ibu yang
terjalin utuh dan sistematis akan mempererat kasih sayang antara keduanya.
Penerapan konsep model Mercer dalam praktek kebidanan
maternitas dikenal sebagai bonding attachment. Bonding attachment adalah
interaksi antara orang tua dengan bayinya yang dimulai sejak dalam kandungan,
dilanjutkan saat proses persalinan serta dipertahankan selama dan setelah
proses post partum. Pengertian bonding sendiri adalah dimulainya interaksi
emosi, fisik dan sensoris antara orang tua dan bayinya segera setelah lahir
ditampilkan
melalui daya tarik satu araj oleh orang tua tehadap bayinya. Sedangkan
attachment adalah ikatan perasaan kasih sayang antara oarang tua dengan bayinya
meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi, fisik yang kuat
berupa hubungan timbal balikyang saling menguntungkan melalui sinyal antara
pemberi asuhan utama dan bayi yang berkembang secara berangsur-angsur. (Matterson,
2001).
Pengkajian terhadap bonding dapat dilakukan dengan melakukan
observasi terhadap perilaku orang tua dengan mengenali bayinya, memberi nama
dan mengakui adanya bayi sebagai anggota keluarga. Attachment meliputi
pengkajian verbal dan non verbal ibu dan keluarga saat berinteraksi dengan
bayinya, meliputi respon orang tua saat bayi menangis, apakah orang tau menunda
pekerjaan atau kebutuhan dan berjalan mendekat, menerima tanggung jawab
mengasuh bayinya dan melaksanakan perawatan pada bayi, merubah panggilan orang
tua dengan panggilan yang diharapkan anak (Mercer, 1995). Perilaku orang tua
yang menunjukkan adanya bonding
attachment adalah adanya sentuhan fisik dengan menyusui, sentuhan kulit, adanya
kontak mata saat menyusui dan saat bayi terbangun, berbicara serta memeriksa
tubuh bayi. Peran ayah yang aktif dalam proses persalinan maupun perawat bayi
akan menunjukkan keterikatan yang lebih kuat dari pada ayah yang tidak terlibat
dalam proses persalinan dan perawatan bayi (Reeder,1997). Hal-hal tersebut
sejalan dengan bagaimana Mercer menggambarkan bagaimana pencapaian peran
menjadi ibu.
Tipe
”easy infant” dimana bayi menunjukkan fungsi tubuh yang teratur, perasaan yang
positif dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan.
Tipe ”difficult infant” dimana bayi
menunjukkan irama tubuh yang tidak beraturan serta berespon lambat terhadap
rangsangan atau situasi yang baru.
Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak
pada identitas peran ibu yang meliputi : temperamen, kemampuan memberikan
isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan kesehatan umum. Mercer
juga mengembangkan teorinya pada bayi baru lahir yang lebih spesifik dengan
mengkaji kontak mata antara bayi dengan ibunya sebagai isyarat pembicaraan, adanya
refleks menggenggam, refleks tersenyum dan tingkah laku yang tenang sebagai
respon terhadap perawatan yang dilakukan ibu. Konsistensi tingkah laku
interaksi dengan ibu dan respon yang datang dari ibu akan meningkatkan
pergerakan. Sejalan dengan asumsi Mercer ini, May (1990) membedakan perilaku
bayi khususnya temperamen bayi ke dalam 2 (dua) ketegori :
Proses pencapaian identitas peran ibu ini menurut model
konseptual Mercer dapat memakan waktu sebulan atau beberapa bulan. (Mercer,
1995).Sedangkan masa bayi baru lahir atau neonatus berlangsung selama 40 hari
bahkan di klinik bersalin atau rumah sakit pengaplikasian pada bayi baru kurang
dari 24 jam.Perawatan bayi selanjutkan menjadi tanggung jawab perarwat yang ada
di komunitas dan perawat anak.
Meighan (2001), mengemukakan bahwa teori Mercer sangat
relevan digunakan pada berbagai setting praktek keperawatan maternitas dan
anak.Hal ini didasarkan pada hasil penelitiannya yang selalu dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan.Penerapan konsep Mercer ini
lebih banyak terfokus pada kondisi psikologis dan fisik sedangkan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia tidak terkaji. Oleh karena itu agar dapat menggali data
yang komprehensif konsep model Mercer ini harus dikombinasi dengan teori lain
yang mencakup kebutuhan dasar manusia.
Pada
kasus pengkajian Ny. Tini belum didapatkan hasil bahwa proses pencapaian peran
ibu sudah hampir dicapai oleh ibu hanya ibu belum mampu memberikan ASI secara
mandiri segera karena kondisi ibu yang kelelahan yang disebabkan proses
persalinan. Namun sifat dan perilaku ibu seperti empati, sensitive terhadap
isyarat bayi, kematangan sikap, riwayat kehamilan yang normal, dimana menurut
teori sikap itu dapat mempengaruhi bayinya, sehingga hal tersebut dapat menjadi
berpotensi untuk penyebab keadaan bayi yang baik dan sejahtera.
Pada proses persalinan bayi Ny. I dilakukan tehnik inisiasi
dini.Hal ini ditujukan untuk memfasilitasi bonding attachment dengan
segera.Segera setelah lahir, bayi lansung dileletakkan diatas abdomen.Selama di
atas perut ibu, bayi tampak tenang kemudian beberapa saat kemudian bayi
merangkak mencari-cari puting dan menghisap puting saat mencapainya. Proses
inisisai dini ini merupakan proses awal ikatan batin yang kuat antara ibu
dengan bayinya.Peran ayah yang terlibat dalam proses persalinan dan perawatan
bayi akan meningkatkan pencapaian ikatan kasih sayang secara utuh. Selain itu
kondisi ibu dan bayi yang sehat dan sangat diharapkan oleh ibu akan mempercepat
pencapaian peran menjadi ibu. Hal ini sangat menguntungkan mengingat dampak
pelaksanaan bonding attachment pada bayi adalah bayi akan merasa dihargai,
diperhatikan, menumbuhkan sikap percaya, aman, berani bereksplorasi, bertambah
pengetian, menumbuhkan sikap social dan merupakan fase awal tersiptanya dasar
kepribsian yang positif. (Klaus, 1990).
Teori Mercer sangat aplikatif jika ditujukan untuk mengkaji
kondisi yang berkaitan dengan pencapaian peran namun teori ini belum aplikatif
dalam menggali data yang berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama pemenuhan
kebutuhan fisik. Oleh karena itu penerapan konsep Mercer perlu dimodifikasi
dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pada
dasarnya tujuan pembahasan mercer yaitu agar dapat memberikan dukungan selama hamil dan dapat mengurangi lemahnya
efek lingkungan dan dukungan social serta kurangnya kepercayaan diri ibu.
B.Saran
Pelayanan kebidanan harus menyiapkan
diri untuk antisipasi perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan
agar tenaga kesehatan dapat membantu masalah-masalah kesehatan pada ibu dan
anak.
Daftar pustaka
Ai yeyeh rukiah,Lia yulianti.2010.asuhan kebidanan.cv.trans
info media:jakarta
http//:penerapan teori
lamona mercer dalam praktik kebidanan.com
Hesty widyasih.2008.kosep
kebidanan.fitramaya.yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar