Kunjungan Ibu Nifas
Dengan Bayi Hari Ketiga Lahir
Narator :
Angela Christine
Pemeran :
1. Leonarda Manuni : Bidan Narda
2. Betrix : Assisten Bidan
3. Indaha : Bidan Indah
4.
F.Imakulata : Ibu Ima
> Ibu bayi {polos} {anak Ina ke. 2}
5. Windah : Pak Win > Suami ibu(ayah bayi) {anak
Nana ke.1}
6. Stefani Ina : Ibu Ina > Pasien( Ibunya Ima, nenek bayi) {galak}
7.
Nurjana
Karmila : ibu Nana > Mertua perempuan Pasien {sedikit angkuh}
8. Priska Prisilia : Priska > Adik Suami Pasien {anak Nana ke 2}
9. Nuvita Sari : Vita > Adik Ima {anak Ina Ke 1}
Narator
Disebuah
desa Nusa Indah terdapat dua orang bidan yang bertugas di desa tersebut, yaitu
bidan Narda dan Bidan Indah. Kedua bidan tersebut selalu berkerjasama dan
saling menolong dalam menangani sebuah persalinan.
Hingga
pada suatu hari ada seorang ibu hamil tua datang ke tempat praktek praktek
Bidan Narda, ibu tersebut datang bersama suami dan ibunya ke klinik bidan
narda.
Ibu
Ina :tok….tok….”buu bidan….. oooooo bu bidan
aduhhh cepatlah buka bu bidan…..” tok…tok…tok…
Bidan N :
(membuka pintu) “ iya bu silahkan masuk silahkan duduk dulu”
Ibu Ina :”ahh tidak ada waktu ini
anak saya kesakitan mau melahirkan”
Bidan N :” iya bu tenang sedikit biar
saya periksa dulu, maaf dengn ibu siapa?”
Ibu ina :” saya Ina, “
Bidan N :”hmm maaf ibu maksud saya
anaknya ibu”
Ima : “ nama
saya Ima bu bidan, Fransiska Imakulata”
Bidan
N : “mbak tolong di isi
dulu datanya ya” (meminta asistennya untuk melakukan anamesa)
Beatrix :”baik bu”. “pak bu, silahkan
duduk terlebih dahulu sambil menunggu hasil pemeriksaan” (mempersilahkan suami
dan ibu Ina duduk)
Narator : ketika asisten Bidan N melakukan
anamesa dan Bidan N melakukan pemeriksaan,tiba-tiba datang ibu Nana.
Ibu Nana :” kenapa sih kamu itu tidak
pernah mendengarkan saya!!!” (menunjuk ke ibu Ina)
Ibu Ina :” waw apa-apan ini datang
marah-marah?”
Ibu
Nana : “kan saya sudah
bilang melahirkannya di bidan Indah saja, kamu juga kenapa nurut aja sih sama
mertuamu” (marah Nana)
Ibu Ina :”apa bedanya coba sama-sama
bidan juga”
Ibu Nana :” pokoknya saya maunya cucu
saya lahir di tolong oleh Bidan Indah”
Beatris :”ibu tenanglah” (memegang
iibu nana)
Ibu Nana :”eitsss… jangan pegang-pegang
saya”
Bidan N :” maaf ada keributan apa ini
?”
Beatrix :”maaf ibu bidan, ini ada
ibu-ibu datang memaksa ingin pasien tersebut melahirkan di bidan Indah”
Bidan N :”keadaan pasien sebentar lagi
akan melahirkan saya akan menyiapkan alatnya”
Ibu Nana :” saya bilang ke bidan Indah
saja”!!! (membentak)
Bidan
N :” ibu tenanglahh, bidan
itu semua sama saja, ibu hanya perlu percya sama saya dan berdoalah selalu”
Ibu Nana : “TIDAK!!!!! SAYA MAU CUCU SAYA
LAHIR DI TANGAN BIDAN INDAH! SEBAB DIA ANAK TEMAN SAYA”
Bidan N :” hhhhh,,(menghela nafas) mba,
tolong telfon Bidan Indah”
Beatrix :”baik bu”
(Menelpon bidan Indah)
Bidan
Indah : Kring…..kring….”hallo”?
Betrix :”halo ibu,apakah ibu
sedang sibuk sekarng?”
Bidan
Indah :”tidak mba, ada apa ya?”
Betrix :” begini bu…..”
Narator : asisten Bidan N pun
menceritakan semua kejadian yang terjadi di klinik, dan meiminta bidan Indah
untuk datang secepatnya
Bidan I :”baik mba,saya mengerti saya akan segera kesana”
Beatrix :” baik bu,di tunggu dan
terimakasih.” (menutup telfon)
Narator : “segera setelah mendapat telfon
tersebut. Bidan I bergegas datang ke klinik bidan N
Bidan I :”permisi”(membuka pintu dan
masuk)
Ibu Nana :”aaahhh bu Indah tolong menantu
saya yah, pastikn cucu saya selmat juga”
Bidan I :” baik bu bersbarlah”
Narator :
ibu Ina,ibu Nana dan Pak Win menunggu di luar dengan cemas.
Beberapa
saat kemudin bidan I dan bidan N keluar dan memberiatahu bahwa anaknya lak-laki
ibu dan anak keduanya sehat. Satu hari bu Ima dan bayinya menginap di klinik
bidan N dan hari berikutnya bias pulang kembali.
Keseokkan harinya……...
Bidan N dan Bidan I sedang
berbicnang-bincang santai,..
Bidan N :” eh bu, kemarin yang ibu,
ngomel-ngomel ke tempat saya itu siapa sih ?”
Bidan
I : “oh itu, ibu Nana,
beliau itu berteman dekat dengan ibu saya sejak bangku sekolah”
Bidan N :”ohhh begitu, pantes ya dia
ingin sekali cucunnya lahir denganmu bu”
Bidan
I :”ya biasalah keluarga
pasien suka aneh2, eh ngomong besok jadwal kunjungan ke rumah ibu Ima ya?, saya
ikut boleh ya”
Bidan N :”silahkan saja ayo”
Keesokkan harinya……
Bidan N :”permisi” tok…tok….tok….
Vita :”iya tunggu
sebentar”(membukakan pintu) “Oh bu bidan silahkan masuk bu, mau ketemu kakak
ya, ada di kamar ayo silahkan masuk”
Bidan N :” terimakasih mba”
Vita :”kak, ada
bu bidan ni”
Narator :
namun, ketika bidan N dan bidan I masuk ke kemar ibu Ima, terasa sekali suasana
di situ sangat panas bukan karena kamarnya yang, tapi karena ada ibu Nana dan
ibu Ina yang memasang wajah cemberut.
Bidan I :”sepertinya tadi telah
terjadi perang yang sengit”(berbisik)
Bidan N :”selamat pagi, bagaimana kabar
ibu dan bayinya?” (mengabaikan sikap kedua nenek-nenek tersebtut)
Ibu Ima :”eh,selamat pagi bu bidan,
baik kabarnya bu.”
Bidan N :”apakah ada keluhan atau
pendarahan bu?”
Ibu Ima :”tidak ada bu, sejauh ini
saya merasa baik-baiks saja”
Bidan I :”waaaahh lucu yah anaknya,
boleh saya gendong ya?”(mengendong bayinya)
Bidan N :”ibu, bagaimana dengan
asinya?, apakah lancar menyusuinya?”
Ibu Ima :”lancar bu, Cuma kadang saya
masih terasa lelah”
Ibu Nana :”saya sudah bilang kalau lelah pakai sus formula
saja, kasian cucu saya kelaparan,”
Priska :”udahlah
ibu, jangan mulai deh”(menegur ibunya)
Ibu Ina :”aaaiiissshhh,
saya sudah bilang tidak boleh susu formula dulu, “
Ibu Nana :”ya bagaimana kalau ibunya lelah begitu bagaimana
bias menyusui dengan baik, bias-bisa cucu saya kelapran”
Bidan Indah :” bu, saya sarankan untuk 6 bulan
pertama full asi dulu ya, untuk makanan lain atau sebagainya bias nanti setelah
6 bulan pertama”
Ibu Nana :”tapi
bu bidan, cucu saya bias kelaparan”
Ibu Ina :”ihh kau ini tidak percaya sekali dengan saya,
baca buku sana jangan social media terus yang di lihat”
Ibu Nana :”
beraninya kau!!!” (hendak menyerang bu Ina,di tahan oleh priska)
Priska :”ibu
ah jangan bikin malu ahhh”
Ibu nana :”malu apanya? Ibu akan lebih malu apabila tidak bisa
melawan nenek—nenek ini”
Ibu Ina :”apa kau, kira saya takut, walaupun saya sudah
nenek-nenek saya masih kuat untuk mencakar wajahmu itu”
Ibu Nana :”lakukan jika kamu berani hah!!!!!”
Narator : Bidan I dan bidan N merasa suasana
semakin panas, di tambah mereka berdua seperti menonton sebuah drama yang
sangat rumit. Bidan N pun berusaha menghentikan suasana panas ini.
Bidan N :”maaf
bisa saya berbicara sebentar”
Ibu Nana&ibu Ina :”YA
SILAHKKAN”
Bidan N :”ibu
Ima, tali pusar bayinya rajin di bersihkan ya bu, caranya Dibersihkan dengan kasa kering steril yang dibasahi oleh alkohol atau
air matang yang bersih, kemudian Jangan membersihkan tali pusat dengan salep,
obat merah atau jenis obat apapun tanpa anjuran dari dokter, dan Usahakan popok
atau celana bayi tidak mengenai daerah tali pusat agar tidak terjadi iritasi.
Bidan I :”
oh ya bu, Jangan menutup tali pusat dengan gurita bayi atau plester, usahakan
selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan pada tali
pusat bayi ya
bu.”
Ibu Ima :”ohh
yaa bu baik”
Ibu Ina :”
dengar itu ya nak jangan dengarin mertuamu itu”
Ibu Nana :”
apa maksudmu!!!!”
Priska :”
ibu malu ah ada bu bidan tuh ah”
Bidan I :”
oh ya bu, jangan lupa mengenangi ASI 6 bulan pertama ya bu”
Ibu nana :”boleh
kah cucu saya makan yang lain seperti, the atau air putih ?”
Bidan I :”maaf
bu untuk 6 bulan pertama sebaiknya diberikan ASI saja”
Pak win :”kenapa
tidak boleh bu?”
Bidan I :” karena bayi dapat mencapai pertumbuhan optimal apabila diberi ASI
eksklusif usia 4-6 bulan”
Pak Win :”berarti
setelah usia 6 blan anak saya boleh makan yang lain”
Bidan I :”
ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun
dan boleh diberi tambahan makanan
pendamping ASI, buah-buahan segar yang di haluska, atau sayur-sayuran yang di
rebus”
Pak Win :”ohhh
seperti itu ya bu bidan”
Bidan N :”
iya pak, tolong juga ibunya diberi kesempatan untuk beristirahat yang cukup ya,
jaga juga ketenangan ibu agar pikirannya tidak terganggu”
Ibu Ina :”
dengar itu nenek cerewet jangan BERISIK!!!!”
Ibu Nana :”
kamu juga jangan berisik”
Ibu Ina :”
setidaknya saya tidak seberisik kamu”
Narrator :
bidan N dan bidan I pun memutuskan untuk bepamitan daripada lebih lama lebih
lama menyaksikan drama ini
Bidan N :”maaf
bu pak, sepertinya kami harus berpamitan sekarang”
Pak win :”ohh
iya bu bidan terimakasih atas kunjungnnya”
Bidan I :”
ibu tolong di jaga kesehatannya dan bayinya ya bu”
Ibu Ima :”
iya bu bbidan terimakasih telah berkunjung”
Narator :bidan
N dan Bidan I pun berpamitan dan pulang
Bidan N :”
kedua nenek itu tadi kalau ikut casting bisa lolo tuh”
Bidan I :”
iya casting drama :THE POWER OF
NENEK-NENEK”
S E K I A N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar