KELOMPOK 4
1.
Nurjana Karmila (15150022)
2.
Priska Prisilia
Apicandra (15150023)
3.
Ria Triwijayanti (15150024)
4.
Windah Widi Astuti (15150025)
5.
Stefani Talia F.K (15150027)
6.
Angela Christine (15150028)
7.
Nurvita Sari (15150029)
8.
Linda Ismiati (15150044)
Pintu Atas Panggul (PAP)
A.
Pengertian Pintu Atas Panggul
Pintu Atas Panggul yaitu merupakan
bagian dari pelvis minor yang terbentuk dari promotorium, os.saccii, linea
terminalis, dan pinggir atas simfisis. Jarak atas simfisis ke promotorium
kurang lebih 11cm yang disebut konjugata
vera. Jarak terjauh garis melintang pada PAP adalah 12,5 – 13 cm yang
disebut diameter transversa. Bila ditarik garis dari artikulasio sakroiliaka ke
titik pertemuan antara diameter transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke
linea inominata ditemukan sebuah diameter
oblique dengan ukuran 13 cm.
Pintu
atas panggul dianggap sempit apabila konjugata vera kurang adri 10 cm, atau
diameter tranvesa kurang dari 12 cm. Kesempitan pada konjugata vera (panggul
picak) umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran
(panggul sempit seluruhnya). Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih
besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini serviks
uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersia
uteri atau lambanya pendataran dan pembukaan serviks. Apabila pada panggul
sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin,
ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya terjadinya prolapsus
funikuli.
B.
Diameter –
diameter Pintu atas Panggul
a.
Diameter-diameter anteroposterior:
1.
Conjugata
anatomic adalah jarak antara pertengahan promomtorium dengan
pertengahan crista pubica (permukaan atas os pubis). Ukurannya adalah 11,5 cm.
Diameter ini tidak mempunyai arti obstetric yang penting.
2.
Conjugata
obstetrika adalah jarak antara pertengahan promontorium dengan
margo posterior superior sympisis pubis. Titik pada os pubis ini, yang menonjol
ke belakang ke dalam cavum pelvis, berada kurang lebih 1 cm dibawah crista
pubica. Ukuran conjugata obstetrica lebih kurang 11.0 cm. Diameter ini adalah
diameter anteroposterior yang penting karena harus dilewati oleh janin.
3.
Conjugata
diagonalis adalah jarak antara angulus subpubicus dengan
pertengahan promontorium. Ukurannya 12.5 cm. Diametre ini pada pasien dapat
diukur secara manual dan mempunyai arti klinis yang penting karena jika
ukurannya dikurangi 1.5 cm maka akan diperoleh perkiraan ukuran conjugata
obstetrica.
b.
Diameter transversa adalah jarak
terbesar antara linea iliopectinea kanan-kiri dan ukuran-ukurannya 13,5 cm.
c. Diameter
obliqua sinistra adalah jarak antara articulatio sacroiliaca sinistra dengan
eminetia iliopectinea dextra. Ukurannya lebih kurang 12.5 cm.
d. Diameter
obliqua dextra adalah jarak antara articulatio sacroiliaca dextra dengan
eminentia iliopectinea sinistra. Ukurannya lebih kurang 12.5 cm.
Dalam
obstetrik dikenal ada empat macam bentuk panggul.
1.
Jenis ginekoid
Panggul
ini merupakan bentuk yang paling baik untuk wanita karena dengan bentuk panggul
yang hampir bulat sehingga memungkinkan kepala bayi mengadakan penyesuaian saat
proses persalinan. Jenis ini ditemukan terbanyak pada wanita, kurang lebih 45%
2.
Jenis android
Ciri
khas dari jenis ini adalah bentuk pintu atas panggulnya hampir seperti
segitiga. Panggul jenis ini umumnya dimiliki pria, namun ada juga wanita yang
mempunyai panggul jenis ini 15%
3. Jenis
platipeloid
Panggul
jenis ini merupakan panggul jenis ginekoid, hanya mengalami pemyempitan pada
arah muka belakang. Jenis ini ditemukan 5% pada wanita.
4. Jenis
anthropoid
Panggul
jenis ini mempunyai ciri berupa bentuknya yang lonjong seperti telur. Panggul
jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
C.
Fungsi Pemeriksaan PAP
Dengan
adanya pemeriksaan PAP pada ibu hamil,kita dapat menggetahui keadaan pembukaan
pada bagian atas panggul ibu dan mendeteksi akan adanya kanker serviks pada mulut rahim. Ada beberapa hal bermanfaat
yang harus kita ketahui prosedur memeriksaan PAP ini, ini merupakan
satu-satunya langkah untuk mengetahui keberadaan sel kanker dalam leher rahim
seorng wanita,walaupun pemeriksaan PAP
yang dilakukan secara teratur akan mengurangi dan mencegah resiko
terserang kanker rahim.
DAFTAR PUSTAKA
ü Depkes RI,1998. Pedoman
Pelayanan Kebidanan Dasar.Depkes RI: Jakarta
ü Ari Sulistyawati,2009. Asuhan pada Masa Kehamilan. Selemba Medika:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar